SAMARINDA.apakabar.co– Proyek pengerjaan pengendalian banjir Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sejauh ini terbilang cukup berhasil. Wilayah-wilayah yang menjadi titik langganan banjir di pusat-pusat Kota Tepian semakin berkurang.
Seperti yang terjadi pada, Rabu (14/9/2022) lalu, ketika hujan deras mengguyur Kota Samarinda selama 3 jam, debit air di beberapa titik dengan cepat berangsur surut.
Dikonfirmasi terkait hal tersrbut, Wali Kota Samarinda Andi Harun menyatakan, durasi waktu banjir di Kota Samarinda semakin berkurang dibandingkan 3 tahun sebelumnya.
“Kira-kira model hujan seperti itu, kalau kegiatan kami belum masuk, kemungkinan 2-3 hari akan tergenang. Tetapi Alhamdulillah tidak sampai satu hari sudah surut,” ungkapnya, Rabu (14/9/2022).
AH sapaan akrab Andi Harun, menjelaskan bahwa permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan program penanganan banjir Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, khususnya di area Jalan Ahmad Yani adalah terkait pembangunan kolam retensi.
Pasalnya, Pemkot telah memiliki program pembangunan kolam retensi di Jalan Damanhuri untuk bisa menekan banjir di area Kemakmuran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pemuda, dan sekitarnya. Tetapi masih terhalang harga tanah yang diajukan pemilik tanah.
“Kami ingin membeli tanah dengan harga yang mereka tawarkan, tetapi aturan tidak memperbolehkan. Sementara tidak ada hal lain lagi, satu-satunya yang bisa kita gunakan di daerah Damanhuri,” ucapnya.
Namun, hingga saat ini pihak Pemkot akan terus mencoba melakukan bernegoisasi harga sesuai aturan yang berlaku.
Sementara itu, pihaknya mengintervensi terdahulu melalui rehabilitasi parit kawasan tersebut pada tahun depan. Hal ini dilakukan minimal bisa membuang air secara lancar hingga ke sungai.
Dijelaskan Andi Harun secara teknis jika pembuangan air tersebut nantinya akan diskenariokan bisa sampai ke Jembatan dekat Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Karena Pemkot telah memiliki pompa yang bisa membantu pembuangannya.
Untuk di wilayah lain. Pemkot juga telah melakukan intervensi di Simpang 4 Sempaja. Dinas PUPR Kota Samarinda telah melakukan pemasangan frikes drainase di tengah jalan hingga ke kolam retensi. Meskipun projek tersebut belum selesai, tetapi projek tersebut sudah membantu mengurai banjir secara signifikan di wilayah tersebut.
Daerah yang akrab dengan banjir, Bengkuring, juga menjadi fokus utama Pemkot Samarinda hingga saat ini.
“Tahun ini kita akan bangun turap sepanjang 1.600 meter. Sebelumnya kita telah melakukan pengerukkan. Kalau kegiatan kita yang kolam retensi, reservoir antar Desa Pampang dan Sungai Siring selesai 1,5 tahun akan datang,” jelasnya.
“Jika selesai, tidak hanya akan mengurangi secara signifikan, hampir seluruh daerah utara akan terdampak positifnya,” sambungnya.
Tak hanya itu saja, Pemkot juga sedang melakukan identifikasi karakter dan alur genangan air di Daerah Jalan Padat Karya dan Jalan M Yamin. Ketika survei telah siap, maka di Tahun 2023 akan dilakukan projek penanganan banjir.
AH dengan bijak meminta warga untuk bersabar demi penyelesaian projek penanganan banjir. Lantaran, pengendalian banjir tidak bisa dilakukan secara instan dan seperti membalikkan telapak tangan. Apalagi anggaran APBD Kota Samarinda sangat terbatas, yakni Hanya Rp 2,2 triliun.
“Yang pasti kita akan melakukan segala sesuatu kemampuan sumber anggaran kita. Karena penangan banjir merupakan prioritas dalam anggarab APBB. Secara bertahap dari tahun ke tahun kita tangani banjir,” pungkasnya.