Politik

Dikonfirmasi Dugaan Intimidasi Saksi Paslon Andi Harun-Rusmadi, Komisioner KPU Belum Bisa Putuskan

49
×

Dikonfirmasi Dugaan Intimidasi Saksi Paslon Andi Harun-Rusmadi, Komisioner KPU Belum Bisa Putuskan

Sebarkan artikel ini
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda, Ihsan Hasani

APKABAR.CO-SAMARINDA. Beredarnya video intimidasi yang dilakukan oleh oknum tak dikenal kepada relawan pelatih saksi pasangan calon Andi Harun-Rusmadi mendapat respon oleh komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda, Ihsan Hasani.

Ia mengatakan bahwa dirinya ingin memberi komentar atas nama KPU Samarinda namun menurut dirinya pribadi memberi uang kepada saksi menjadi urusan internal partai.

“Tidak diaturkan dalam PKPU terkait honor saksi. Itu urusan internal partai,” ungkap Ihsan saat dihubungi, Minggu (6/12/2020).

“Itu internal mereka jadi urusan mereka saja. Dalam aturan itu pengelolaan saksi seperti apa itu tidak ada,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, video intimidasi relawan pelatih saksi paslon nimor urut 2 Andi Harun-Rusmadi viral di media sosial dan grup-grup jurnalis jelang pencoblosan pada pilkada Samarinda.

Intimidasi didapatkan berupa ancaman dengan menghambur berkas oleh orang yang tak dikenal.

Kronologis kejadian bermula saat dirinya berada di tempat kejadian untuk lakukan pelatihan.

“Saya sedang selesai melatih. Pada saat saya membagikan honor saksi TPS tadi ada sekelompok orang yang datang tiba-tiba, mendobrak pintu, memberikan ancaman, menghambur semua amplop dan berkas yang saya bawa,” ujar Rusmawati, Sabtu (5/12/2020).

BACA JUGA :  Terima Kunjungan KPU Kota Samarinda Untuk Jalani Coklit, Rusmadi Wongso Minta Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024

“Intimidasi ada terus ancaman-ancaman. Dituduh money politic dan sebagainya. Tapi tetap saya protes karena itu tidak benar. Itu memang ada uang amplop Rp 200 ribu. Tapi itu untuk uang honor saksi TPS yang saya gaji tadi,” sambungnya.

Sebagai bukti, ia pun sampaikan telah memiliki surat mandat.

“Saya punya surat mandat,” ujarnya.

“Kemudian, yang dilakukan mereka setelah saya menunjukan surat mandat, saya diancam mau difoto mau diapain, saya bilang silahkan. Karena saya di sini kerjanya bukan membagikan uang untuk pencoblosan, tapi saya membagikan honor untuk yang pekerja di dalam TPS,” katanya.

“Tas saya, STNK, dan handphone saya dihambur juga. Saya tidak kenal mereka dari mana, mereka datang dan mengancam dan menyebar ke mana-mana. Tapi saya tetap bilang, silahkan share karena uang ini gaji bukan untuk pencoblosan,” sambungnya lagi.

BACA JUGA :  KPU Samarinda Resmi Tetapkan Tiga Calon Kepala Daerah Di Pilkada Samarinda 2020

Tim paslon pun berupaya mencari tahu keberadaan rombongan pria yang telah mendobrak rumah Rusmawati tersebut.

Namun hingga dini hari tadi (5/12), upaya pencarian tidak berhasil. Tim paslon ini melakukan pendekatan persuasif dan berdiskusi dengan warga sekitar perihal keberadaan pria dengan ciri-ciri tersebut.

Namun tidak ada satu pun yang mengetahui. Beredar kemudian di medsos adanya gambar pria yang diduga melalukan intimidasi itu. Tetapi, dalam foto yang beredar belum diketahui banyak identitas akan pria itu. Rencananya oknum terduga pelaku tersebut akan dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, Komisioner KPU Imam Susanto mengatakan Bawaslu sedang menelusuri duduk perkara.

Namun, informasi awal, katanya yang dalam video tersebut adalah koordinator paslon yang sedang merekrut saksi tapi dihalangi oleh oknum tertentu.

“Ini yang masih kami telusuri. Bagaimana pun upaya menghalangi itu jika paslon merasa dirugikan bisa menempuh upaya hukum,” ungkapnya.

Sebab, perekrutan saksi boleh saja dilakukan paslon dan mengenai skemanya.