SAMARINDA.apakabar.co- Ancaman Inflasi ditingkat nasional tahunan Indeks Harga Konsumen (IHK) per September 2022 mencapai 5,95 persen dan diperkirakan hingga akhir 2022 nanti tekanan itu akan terus meningkat, hal itu telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam beberapa kali kesempatan.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan untuk Kota Samarinda sendiri masih di bawah rata-rata nasional, yakni sekitar 5,3 persen. Dalam hal ini Pemkot diberi Rp 19,2 miliar oleh pusat melalui Dana Insentif Daerah (DID).
“Masih aman, tapi kalau sudah kepala negara memberikan atensi maka kepala daerah harus mempersiapkan langkah-langkah antisipasi,” ucapnya dalam rapat pembahasan pengendalian inflasi daerah pada, Rabu, (12/10/2022).
Andi Harun juga menjelaskan bahwa kini Pemkot tengah memetakan langkah-langkah terkait pengendalian inflasi di daerah. Baik menggunakan 2 persen anggaran Dana Transfer Umum (DTU) sebesar Rp 16,5 miliar dari Belanja Tidak Terduga (BTT) yang dialokasikan pada APBD-P 2022, maupun penggunaan anggaran DID sebesar Rp 19,2 miliar.
Menurutnya, anggaran itu diperuntukan dalam rangka pengendalian inflasi yang disalurkan dalam bentuk perlindungan sosial berupa bantuan sosial (bansos), cipta lapangan kerja, serta dukungan terhadap pelaku usaha mikro yang kini kegiatannya sedang dirumuskan Pemkot Samarinda.
“Bansos itu nantinya akan menyasar kepada kelompok rentan,” sebutnya.
Selain itu, orang nomor satu dilingkungam Pemkot Samarinda itu juga menjelaskan bahwa dari hasil arahan Bank Indonesia terdapat 8 langkah dalam hal mengatasi kenaikan inflasi pada tahun ini.
Ke 8 langkah tersebut meliputi Perluasan Kerjasama Antardaerah (KAD) dalam rangka menjaga suplai dan memenuhi komoditas, gelaran operasi pasar murah, perdagangan digital, perlindungan sosial dan bantuan di sektor transportasi, mempercepat program tanam pangan di pekarangan rumah, hingga upaya memperkuat sarana-prasarana penyimpanan bahan pangan.
“Kita akan lakukan kerja sama antardaerah, misalnya dengan daerah penghasil beras. Ada empat bahan pokok yang memengaruhi inflasi di Samarinda secara tahunan, yakni cabai, bawang merah, daging ayam dan ikan, hal itu dikarenakan Samarinda masih banyak impor, tentunya kita akan melakukan 8 arahan dari Bank Indonesia tersebut,” ungkapnya.
“Termasuk, mengajak masyarakat menanam cabai di halaman rumah masing-masing, agar ketika akhir tahun dan kebutuhan melonjak langkah tersebut bisa tercover dan saya juga telah mengeluarkan surat erdarannya,” pungkasnya.