SAMARINDA.apakabar.co– Bangunan Citra Niaga memiliki nilai histori yang tidak bisa ditinggalkan. Menjadi salah satu icon Kota Samarinda, Citra Niaga juga memiliki nilai artistik yang ekonomis sebagai pusat perokonomia Kota Tepian.
Tak ingin hilang dimakam zaman, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda di bawah kepemimpinan Andi Harun dan Rusmadi Wongso berencana merevitalisasi bangunan yang mengangkat nama Samarinda melalui penghargaan internasional Aga Khan Award yang diterima pada tahun 1989.
Keseriusan Pemkot dalam babak baru Citra Niaga dibuktikannya dengan melakukan pertemuan bersama Antonio Ismael di Kabupaten Badung, Bali sebagai domisili sang Arsitek untuk berdiskusi membahas rencana awal tersebut.
“Saya khawatir lama-lama citra niaga itu hilang. Kita semua tentu tidak ingin hilang, oleh karena itu kita perlu reinkarnasi,” ucap Andi Harun.
Istilah reinkarnasi sendiri secara spontan keluar dalam forum diskusi bersama Antonio, AH sapaan akrab Andi Harun berucap bahwa reinkarnasi ini kemunculan atau kebangkitan kembali Citra Niaga dalam cerita versi barunya.
“Alhamdulillah sutradaranya sekarang masih panjang umur. Sekarang usianya 69 tahun dan Citra Niaga part I yang beliau arsiteki dibangun tanggal 27 Agustus 1987. Jika tidak direvitalisasi sekarang, nanti akan punah. Saya gunakan istilah reinkarnasi dengan versi baru tanpa meninggalkan kesuksesan pada masa lalu,” sebutnya.
Dirinya berkeyakinan dengan reinkarnasi Citra Niaga part II ini karena masih ditangan sutradara yang sama.
“Jadi Citra Niaga versus 30 tahun episode pertama dengan Citra Niaga 30 tahun atau 50 tahun episode kedua. Pasti akan nyambung. Ini tidak akan terputus karena biasanya desain cinema akan terputus kehilangan kontes kalau sutradaranya berganti,” katanya.
Andi Harun mengatakan tidak ingin meninggalkan kesuksesan Citra Niaga pada masa lalu era Gubernur Kaltim Soewandi dan Wali Kota Samarinda Waris Husain, tetapi juga ingin terus menjadi cerita sukses pada masa depan.
“Melakukan revitalisasi ini tentu perlu tahu konsep dasarnya. Penyusunan konsep dasar akan lebih sempurna jika peletak dasarnya bisa ditelusuri. Keistimewaan Citra Niaga, arsiteknya masih ada. Bapak Antonio umur 69 yang sekarang tinggal di Bali dan dahulu 3 tahun di Samarinda,” ungkapnya.
Untuk itu dirinya akan meminta agar Antonio membuat desain baru Citra Niaga tanpa memutus cerita sukses pada masa lalu, konsep peradaban pada masa itu dengan kemajuan peradaban manusia pada masa kini dan mendatang.
“Insya Allah minggu depan timnya mulai bekerja. Termasuk ada pak Antonio bersama anggotanya masuk di tim ini. Saya akan tongkrongi tim ini,” ucapnya.
Konsep Antonio diakuui AH sejalan dengan konsep visi Pemkot Samarinda yakni terwujudnya Samarinda sebagai kota pusat peradaban di mana dalam membangun tidak akan melakukan penggusuran.
Sementara itu, Seketaris Daerah (Sekda) Sugeng Chairuddin menyarankan bagaimana menjadikan Citra Niaga magnet kembali.
“Kalau bisa kita usulkan jadikan City Walk yang menyambung sampai ke pelabuhan,” ucapnya.
Antonio mengatakan dalam redesain Citra Niaga tetap tanpa menggusur dengan memajukan pedagang kecil, menengah dan ke atas disesuaikan kondisi sekarang.
“Saya sangat apresiasi dengan Wali Kota yang sejalan. Tunggu saja selanjutnya karena tim mulai minggu depan bekerja,” tandasnya. (Adv)