SAMARINDA.apakabar.co- Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda yang tengah melakukan pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) turut mendata Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso di rumah jabatannya di Jalan M Yamin, Jumat (21/10/2022).
Pendataan Regsosek di Samarinda telah berjalan sejak tanggal 15 Oktober 2022 lalu, dan akan terus berlangsung hingga 14 November 2022 mendatang.
Kepada media, Rusmadi Wongso mengatakan bahwa program Regsosek yang bertujuan menghimpun satu data untuk Indonesia ini telah ditunggu oleh Pemkot Samarinda. Pasalnya, dari hasil pendataan itu nantinya akan bersinggungan langsung dengan realisasi sejumlah program perlindungan sosial dan ekonomi untuk masyarakat di Kota Tepian.
“Walaupun pemkot sendiri secara terpisah sudah mengumpulkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dari Regsosek ini tujuannya untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Rusmadi Wongso menjelaskan bahwa program Regsosek yang dilakukan BPS Samarinda tentu sangat membantu Pemkot Samarinda. Terutama dalam menampilkan data keluarga miskin ekstrem, tidak mampu, kurang mampu, maupun usaha kecil serta koperasi.
Selain itu, program itu juga turut menunjang program Social Security Number (SSN) yang dimilik oleh Pemkot Samarinda.
“Kita punya program badan usaha milik RT, selain itu kita punya program 10.000 wirausaha baru, dengan Regsosek ini saya kira jadi sangat strategis,” ungkapnya.
Cak Rus, sapaan akrab Rusmadi Wongso menambahkan jika pendataan yang dilakukan BPS menyasar per kartu keluarga (KK). BPS memiliki peta dengan teknologi geospasial, sehingga akan akurat jika ingin melihat jumlah warga miskin di Samarinda. Terlebih pendataan dilakukan door to door, sekaligus menjadi bukti bahwa keluarga tersebut memang kurang mampu.
“Walaupun tadi disampaikan, hasil pendataan akan disampaikan pada proses konsultasi publik,” ujarnya.
Sementar itu, Kepala BPS Samarinda, Roosinawati mengakui bahwa terdapt kendala sejak Regsosek ini berjalan untuk pertama kalinya Samarinda. Namun, pihaknya berupaya untuk melakukan persuasif ke warga termasuk mendatangi warga termasuk ketua RT.
“Harus buat janji dulu. Begitu juga bagi keluarga-keluarga yang mau didata. Karena masih ada yang belum bisa ketemu,” ucapnya.
BPS Samarinda menurunkan sebanyak 1.327 petugas yang terdiri dari petugas lapangan, pengawas dan koordinator kecamatan. Targetnya adalah melakukan pendataan sebanyak 259 ribu keluarga yang tersebar di seluruh wilayah Samarinda. Terkait data yang dihimpun selama Regsosek ini, nantinya akan dibahas dalam konsultasi publik pada triwulan III tahun 2023 mendatang.
“Jadi, semua keluarga akan dilakukan geo tagging. Bagi yang miksin dan sangat miskin akan ada foto khusus dan indikator atau keterangan tertentu. Jika tidak hanya geo tagging tempat tinggal saja,” pungkasnya.