apakabar.co — SAMARINDA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia meminta Seluruh masyarakat untuk menerapakan ISI PIRINGKU dalam menu makanan sehari-hari. Ini untuk mengisi nutrisi dan mencegah permasalahan Stunting.
Dalam program ISI PIRINGKU, masyarakat harus memenuhi beberapa unsur dalam sekali makan. Yaitu lauk pauk, buah-buahan, bahan pokok dan sayuran. Pengamatan adalah salah satu unsur suplemen. Di sana masyarakat dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi protein hewani untuk mencegah stunting.
Jelas ini memiliki arti tersendiri. Hal itu diungkapkan langsung oleh Subkoordinator Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Rudy Agus Riyanto.
Rudy sapaan karibnya mengungkapkan program ISI PIRINGKU merupakan solusi berdasarkan penelitian para ahli Indonesia. Salah satu hasil penelitiannya adalah adanya peningkatan tinggi badan pada bayi baru lahir yang berukuran kecil. Jika berat badan kurang dari 2500 gram dan tinggi badan kurang dari 48 centimeter (cm).
“Kalau seperti itu, tidak salah bayinya. Yang salah kan sejak di dalam kandungan, bahkan sebelumnya. Pada saat catin (calon pengantin) dan remaja,” Ungkapnya kepada awak media. Rabu (23/5/2023).
Selain itu, Rudy juga menyebutkan dari temuan penelitian lain juga menemukan bahwa pertumbuhan terbesar terjadi pada bayi berusia 6 hingga 23 bulan. Ketika anak tidak mendapat Makan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), yang tidak sesuai anjuran.
“Disitu diteliti secara ilmu gizi, namanya tinggi badan pasti membutuhkan protein. Ternyata MPASI di Indonesia itu dan ibu hamil mengalami defisit protein,”lanjutnya.
Oleh sebab itulah, pemerintah mendorong masyarakat untuk lebih mengonsumsi protein hewani. Karena protein yang gampang diserap ialah protein hewani. Agar memenuhi gizi yang seimbang dan mencegah stunting, maka diutamakanlah protein hewani. (Adv)