AdvetorialPemkot Samarinda

Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas Akui Bank Dunia Tertarik Dengan Penangan Kasus Stunting di Samarinda

246
×

Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas Akui Bank Dunia Tertarik Dengan Penangan Kasus Stunting di Samarinda

Sebarkan artikel ini
(Foto: Kepala UPTD Puskesmas Mangkupalas, drg. Ratna Rina Puspita/Ist)

apakabar.co — SAMARINDA – Bank Dunia (World Bank) meminta para aktivis yang memperhatikan penanganan kasus stunting di Indonesia.

Salah satunya, Kepala Puskesmas Mangkupalas, drg. Rika Ratna Puspita, yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala UPTD Puskesmas Bukuan, melalui programnya Pesut Mahakam.

“Awalnya saya dapat informasi tentang pengumpulan cerita langkah-langkah yang ditempuh daerah-daerah untuk penurunan angka stunting,” ungkapnya kepada awak media. Senin (19/6/2023).

Tak hanya itu, Rika sapaan karibnya bercerita bagaimana dirinya ketika bertugas di Puskesmas Bukuan, Rika sering menemukan kasus masalah gizi buruk. Terlebih lagi, kekurangan tenaga Bidan di Puskesmas Bukuan membuat situasi semakin sulit.

Untuk mengatasi hal tersebut, Rika membentuk klaster-klaster untuk memberikan pendampingan kesehatan kepada ibu dan anak. Rika menugaskan daerah binaannya untuk membawahi 5-7 RT, dan pada saat itu terdapat 46 RT yang membutuhkan pendampingan.

BACA JUGA :  Terkait Pembahasan SIPD, Komisi III DPRD Kaltim dan Bappeda Rapat Bersama

Saat itu, kata Rika pihaknya juga membentuk 3 pondok gizi yang membawahi 4 posyandu, karena Puskesmas Bukuan saat itu memiliki 12 Posyandu.

“Dan beberapa program pemantauan dan koordinasi bersama perangkat daerah,” Ucapnya.

Rika pun mengakui bahwa angka kematian Ibu dan gizi buruk memang tidak terlalu tinggi. Ketika dilakukan koordinasi dan program Pesut Mahakam ini angkanya berangsur menurun.

Mengenai program Bidan Asuh, kegiatan ini juga disebut sebagai upaya yang efektif dalam menurunkan angka stunting. Para ibu hamil mendapatkan edukasi dari para bidan tentang pentingnya nutrisi bagi perkembangan anak di dalam kandungan, yang kemudian disebarluaskan ke keluarga dan lingkungan sekitar untuk memastikan pemenuhan gizi anak yang optimal.

BACA JUGA :  Buddist Centre Kaltim Bagikan 462 Sembako, Andi Harun : Contoh Bagi Kebersamaan Kemanusiaan

“Cerita tersebut membutuhkan seleksi se-Indonesia, bukan hanya Bukuan saat itu tetapi ada beberapa daerah seperti Lombok Barat dan Surabaya,” ungkapnya.

Sejak tahun 2019, Bank Dunia telah mengunjungi Samarinda untuk melihat langsung program yang sedang berjalan dan berdiskusi dengan pemerintah setempat, bahkan sebelum Tim Percepatan Penurunan Stunting dibentuk saat ini. Rika mengungkapkan hal ini.

Selanjutnya, ia terapkan di Puskesmas Mangkupalas melalui program ‘Gabin Manis Digunting’ yang mengadopsi program sebelumnya, menyesuaikan kemampuan SDM yang ada.

“Saya membuat pendampingan 1 Kelurahan 1 bidang bergabung dengan Tim Pendampingan Keluarga,” Pungkasnya. (Adv)