APAKABAR.CO-SAMARINDA. Ditengan masa pandemi Covid-19, aktivitas bersepeda tetap menjadi salah satu gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat. Samarinda khususnya aktivitas bersepeda ramai dijumpai. Meningkatkan imunitas dengan menjaga kesehatan menjadi salah satu alasan, akhirnya menjadi berkah kepada penjual alat olahraga tersebut.
Salah satu toko sepeda di bilangan Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang. Naiknya laba terjadi sebulan lalu sebelum fase relaksasi dimulai di Samarinda, 1 Juni 2020.
“Paling banyak dicari sepeda lipat atau folding bike. Termasuk sepeda gunung. Tapi kalau road bike (sepeda balap) jarang karena medan Kalimantan enggak cocok,” ujar Uppala Devi pemilik gerai.
Sejak covid-19 mewabah, sektor usaha banyak yang terjun bebas, namun rupanya tak berlaku untuk toko sepeda. Justru mampu meraih untung lebih dari biasa.
Penjualannya laris manis. Bahkan kini peminatnya pun tak hanya dari kalangan pria. Wanita turut ambil peran.
Mendapatkan sepeda memang tak mahal meskipun ada juga yang harganya selangit. Dari Rp1 juta lebih hingga Rp6 juta. Paling mahal Rp15 juta. Harga dua digit begini termasuk jarang dilirik. Dengan nilai segitu, sudah termasuk setara harga motor.
“Peningkatannya 30 persen. Tapi sekarang pasokan dibatasi karena produksi juga berkurang. Biasa satu tipe dijatah 10 sepeda, sekarang hanya 3. Ya terpaksa harus indent dulu,” imbuhnya.
Setali tiga uang, ditoko yang berbeda di Jalan Antasari, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu hal serupa pu dirasakan. Untung itu dimulai dua bulan lalu. Serupa gerai sebelumnya, paling diincar ialah folding bike. Harganya tak terlalu bikin kantong resah. Dari Rp1 juta lebih hingga Rp2 juta. Ada juga yang seharga Rp15,5 juta. Nilai menentukan kualitas. Pun demikian aksesorinya.
“Dalam sehari pernah ada yang borong sepeda. Puncaknya, Lebaran lalu. Keuntungan 100 persen,” sebut Shifa pemili toko.