APAKABAR.CO-SAMARINDA. Paska terjadinya bencana longsor pada, Senin (15/6/2020) dua ruang kelas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 di Kelurahan Lempake mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga tidak dapat digunakan untuk sementara waktu.
Selain dua ruang kelas yang tak dapat digunakan, seluruh ruangan yang berada di lantai dasar terendam lumpur semua. Dan dari pihak sekolahpun kini telah mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Pendidikan Kota Samarinda atas saran dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi.
Kepada Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya telah mendapatkan informasi tersebut dan sekarang sudah diusulkan ke pihak PUPR untuk dilakukan bantuan.
“Saya juga sudah dapat informasi, dan kepala sekolah juga sudah bergerak langsung. Dan sudah diusulkan oleh ke pihak PUPR Kota Samarinda,” katanya Rabu (17/6/2020) siang.
Sebelum sekolah tersebut direnovasi, Asli juga memberitahukan bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah turap tanah. Yang dimana turap tanah adalah merupakan dinding vertikal (relatif tipis) yang berfungsi untuk menahan tanah ataupun menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
“Tetapi saya kemarin juga sudah beri saran kepada kepala sekolah, sebaiknya diperjelas. Diperjelas itu maksudnya, bangunan itu tidak bisa diperbaiki sebelum tanah itu di turap. Dan yang pertama kita usulkan terlebih dahulu itu turap. Itu insyaallah dari pemerintah kota follow up, dan kita berharap adanya perhatian. Dari PUPR Kota Samarinda, Bappeda Samarinda, dan dari Provinsi juga,” tuturnya.
Selanjutnya, Asli juga menuturkan bahwa permasalahan sekolah yang dihadapi hampir mirip dengan kasus COVID-19. Pasalnya tidak hanya dari pemerintah saja, melainkan dari berbagai pihak juga.
“Bahwa sekolah itu hampir mirip dengan kasus COVID, jadi tidak bisa dari pemerintah itu sendiri. Apalagi dari pemerintah kota, membutuhkan peran dari orangtua, paguyuban, dunia usaha, masyarakat, dan juga pemerintah pusat,” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari total ada sebanyak 215 sekolah SD dan SMP negeri yang tersebar di 10 Kecamatan Kota Samarinda. Ia pun menambahkan ada sebanyak 3 bangunan SMPN yang masih menumpang.
“Selain SMPN 13 di Kelurahan Lempake yang terdampak akibat longsor, saya juga prihatin kepada beberapa sekolah yang hingga sampai saat ini masih belum memiliki gedung sendiri,” pungkasnya