SAMARINDA.apakabar.co– Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sedang merencanakan pembangunan terowongan diwilayah Gunung Manggah hingga di Kelurahan Selili dengan panjang 550 meter.
Rencana tersebut dilakukan Pemkot demi memecah kemacatan yang sering terjadi di Jalan Otto Iskandar Dinata hingga Gunung Manggah. Keseriusan Pemkot Samarinda dalam hal itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun dalam diskusi publik yang digelar Mahasiswa Jurusan Geologi Universitas Mulawarman (Unmul) di Hotel Horrison, Minggu (27/6/2021) malam.
“Salah satu dari rencana yang akan kita bangun yakni terowongan, di Gunung Manggah sepanjang 550 meter,” ungkap Andi Harun saat memaparkan rencana pembangunan terowongan dihadapan peserta diskusi.
Terkait permasalahan dari aspek geologis, Wali Kota Samarinda ini menyatakan bahwa sebagian besar terdapat patahan. Ia mengungkap zona geologi yang nantinya akan menjadi lokasi terowongan tersebut adalah berjenis ceasar naik.
Namun dirinya mengaku sedang mengkaji lebih dalam terkait rencana tersebut. Lebih lanjut, ia menjelaskan anilisis itu dilakukan agar dapat menemukan metode yang tepat dalam pembangunan nanti
“Analisa itu dibutuhkan agar kami Pemkot)dapat menemukan metode konstruksi yang tepat,” sebutnya.
Dalam pelaksanaanya disampaikan AH sapaan akrab Andi Harun bahwa tim kaji yang ditunjuk hanya memilik waktu sekitar 2 bulan saja. Andi menambahkan bahwa proyek ini akan masuk dalam rencana anggaran perubahan dan dimulai tahun 2022.
“Paling lambat bulan 8, karena ini akan masuk anggaran perubahan. sementara pembangunan fisiknya rencana akan dimulai 2022,” jelasnya.
Ditempat yang sama Ketua Ikatan Ahli Geologi (IAGI) Kalimantan Timur mengatakan untuk proyek tersebut perlu studi kelayakan. Hal ini ia katakan sebab struktur geologi berupa lipatan dan patahan juga karena kondisi permukaan yang tidak seperti kita bayangkan.
“Ada banyak ruang, sebagian juga sudah terisi bebatuan yang artinya itu adalah pindahan dari sisi atasnya,” ucapnya.
Dalam pantauan awal yang di sampaikan, mungkin akan lebih mudah dalam melakukan penggalian namun ada teknis lain yang harus diperhatikan.
“Mungkin udah untuk digali, potensi galian masa lalu membuat daya tahan batuan juga berbeda dari kondisi asalnya,” pungkasnya.