apakabar.co — SAMARINDA – Kasus stunting memiliki banyak sekali penyebab. Tak hanya permasalahan asupan gizi yang tidak mencukupi, namun penyakit yang mendasari anak yang menyebabkan keterlambatan perkembangan.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Sempaja, Kota Samarinda, Irama Fitamina, yang kerap menemukan kasus anak anak stunting menderita penyakit tuberkulosis (TBC). Situasi ini sangat berbahaya.
Diketahui, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru (sistem pernapasan). Namun, tidak jarang bakteri tersebut menyerang dan mempengaruhi bagian atau organ tubuh lainnya.
“Salah satu anak usia bawah dua tahun (baduta) kami yang stunting itu, ternyata menderita TBC. Apabila tidak ditangani, masalah yang mendasar ini. mau menerima sebanyak apapun (makanan), dia tidak akan bisa terlepas dari stunting,” Ungkap Irama sapaan karibnya. Senin (29/5/2023).
Lebih lanjut, Irama menilai salah satu faktor risiko TBC adalah malnutrisi yang berujung pada rusaknya sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit menular. Anak-anak dengan tuberkulosis mengalami keterlambatan perkembangan dan sebaliknya.
Sejauh ini, pihaknya pun telah memberikan perawatan dini dan terlambat dengan segera, yang berdampak besar pada anak-anak. Dimana berat badan anak langsung bertambah.
“Sampai sekarang belum ada obat TBC anak itu, lalu bagaimana kita bisa mengatasinya. Sayang sekali jika tidak bisa diatasi karena kekosongan obat. Karena untuk mengatasi stunting itu harus diatasi dulu penyakitnya,” Jelasnya.
Untuk itu, Irama berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memberikan bekal obat TBC kepada anak-anak tersebut. Dengan cara ini, penyakit yang mendasari anak dengan keterlambatan perkembangan juga diobati, dan anak dengan keterlambatan perkembangan dapat dicegah.
“Penanganan stunting tidak hanya soal sanitasi dan air bersih. Tetapi ada faktor lain yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan anak. Salah satunya, TBC in,” Pungkasnya. (Adv)