SAMARINDA.apakabar.co- Pengendalian inflasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus melakukan upaya pengendalian inflasi di Kota Tepian. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menggelar pembahasan teknis dari segi perdagangan pada, Senin (20/2/2023) di Balai Kota Samarinda.
Rapat tersebut dihadiri oleh
Plt Asisten II Pemkot Samarinda, Abdullah mengatakan bahwa untuk sementara ini pengendalian inflasi masih bisa terkendali.
“Sabtu lalu dilakukan dua survei langsung ke Pasar Pagi dan Pasar Segiri dan sudah mengalami penurunan,” ungkapnya.
Terkait persoalan harga pangan yang naik, dirinya menuturkan hasil paparan dari Kementerian yang dipimpin oleh Mendagri yang mana hasil di seluruh Provinsi atau Kabupaten Kota memiliki kenaikan dari setiap komoditi itu berbeda harga kenaikannya.
“Daerah penghasil seperti Jawa timur dan Jawa Tengah itu memang mengalami surplus yang berbeda, kita khususnya di Kaltim apalagi di Samarinda kalau melihat komoditi yang seperti beras, bawang, minyak, cabe itu pada umumnya kan berkisar kenaikannya selalu berputar di situ saja,” jelasnya.
Abdullah mengakui persoalan kenaikan, terlebih lagi harga minyak, akan tetapi ia berpendapat hal tersebut masih bisa dijangkau masyarakat.
“Tadi ada informasi kalau memang minyak agak sedikit naik, tapi masih bisa terjangkau di angka Rp14.500 ribu per liter diharga eceran tertinggi. Kenapa itu agak sedikit naik karena distributornya mungkin memakan biaya transportasi sehingga itu naik. Tapi masih batas wajar, dan masih bisa di jangkau,” paparnya.
Oleh karena itu, tingkat inflasi disampaikan Abdullah masih berada di posisi dibawah nasional. Sehingga segala hal akan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga.
“Penyampaian soal posisi inflasi nya belum begitu rinci untuk hal tersebut, karena instansi terkait tadi tidak ada. Pada dasarnya Samarinda masih dibawah nasional dan harga kita akan imbangi. Pemerintah selalu bekerjasama agar tidak menaikan inflasi kita,” pungkasnya. (Adv)