APAKABAR.CO-SAMARINDA. Belasan mahasiswa Universitas Widyagama Samarinda melakukan aksi di depan gedung rektorat, Jumat (24/7/2020). Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut pihak kampus menurunkan uang SPP sebesar 30 persen.
Kordinator aksi Frengki Al Farizan mengatakan bahwa ia dan mahasiswa lainnya akan tetap menuntut pihak kampus agar menurunkan beban biaya kampus. Bahkan sebelumnya dirinya bersama dengan mahasiswa lainnya juga sudah melaksanakan audiensi terhadap pihak kampus. Awalnya mahasiswa menuntut penurunan biaya paket uang kuliah sebesar 50 persen.
Kemudian pihak kampus ingin agar terjadinya penurunan. Namun mahasiswa tetap ingin turun dengan perhitungan sekitar 30 persen.
“Awalnya minta 50 persen setelah diskusikan akhirnya disepakati 30 persen. Justru kampus melakukan audiensi untuk terus terbuka secara aturan. Dari hasil audiensi pertimbangan 10 persen,” ucap Frengki Al Farizan setalah aksi berlangsung.
Ia bersama mahasiswa lainnya akan tetap melakukan aksi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Sementara itu pihak kampus Universitas Widyagama melalui Kepala Bagian (Kabag) Kemahasiswaan Abdul Mukmin Rehas menjelaskan terlebih dahulu terkait permasalahan tersebut. Ada tiga hal yang menjadi tuntutan mahasiswa.
Ketiga tuntutan tersebut antara lain bentuk pengawasan yang dilakukan universitas terhadap penyelenggaraan pendidikan berbasis online, subsidi biaya kuota, pemotongan biaya pendidikan.
“Itu hasil Yang Kami dapat di audiensi pertama,” ucapnya.
Selanjutnya, ia kembali menjelaskan bahwa pihak kampus menuliskan hasil dari audiensi pertama tersebut. Bentuk pengawasan sudah mereka keluarkan yaitu kuota sebesar Rp 50 ribu per mahasiswa kemudian pemotongan biaya kuliah 10 persen.
“Kenapa 10 persen? Karena yang menjadi tuntutan adalah terkait pemotongan biaya pendidikan terhadap sebagian haknya yang hilang akibat pembelajaran online,” ucapnya.
“Ada empat komponen pembayaran air, listrik, internet dan telepon dari empat komponen ini keluarlah angka tidak sampai 10 persen,” tambahnya.
Kemudian dari hasil audiensi kemarin dikeluarkan bentuk draft. Draft itu diberikan mahasiswa. Namun draft tersebut tidak dikembalikan kembali ke pihak kampus sehingga pihak kampus merasa hal tersebut sudah tidak menjadi masalah.