Kabar Terkini

UMK Kota Samarinda Naik Sebesar Rp. 3,7 Juta, Wali Kota Tegaskan Keputusan Sudah Final

565
×

UMK Kota Samarinda Naik Sebesar Rp. 3,7 Juta, Wali Kota Tegaskan Keputusan Sudah Final

Sebarkan artikel ini
FOTO : Wali Kota Samarinda, Andi Harun (IST)

APAKABAR.CO — Samarinda, Walikota Samarinda, Andi Harun resmi menetapkan Upah Minimum Kota (UMK) tahun 2025 sebesar Rp3,7 juta. Penetapan angka ini mengikuti instruksi pemerintah pusat yang mewajibkan kenaikan UMK sebesar 6,5 persen, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 16 Tahun 2024.

Keputusan tersebut dibuat setelah melalui pembahasan bersama Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Samarinda dan berbagai pihak terkait, termasuk serikat pekerja dan pengusaha lokal.

“Angka UMK yang ditetapkan ini kurang lebih Rp3,7 juta prosesnya sudah melalui kajian matang oleh Disnaker dan berbagai stakeholder. Setelah itu, saya tandatangani dan saya pastikan kebijakan ini berlaku untuk tahun 2025,” ungkap Andi Harun.

BACA JUGA :  Diduga Alami Kram, Atlet Judo Disabiltas Tewas Usai Lakukan Latihan Fisik di Kolam Renang Gor Segiri

Keputusan ini mencerminkan kepatuhan pemerintah daerah terhadap kebijakan nasional yang mengharuskan kenaikan UMK di setiap wilayah.

Andi Harun menegaskan bahwa keputusan ini sudah final dan tidak ada ruang untuk negosiasi lebih lanjut meskipun ia memahami adanya perbedaan pandangan, terutama dari kalangan pengusaha.

“Kami harus mengikuti arahan pusat tidak ada lagi ruang untuk perdebatan soal angka ini. Kenaikan 6,5 persen adalah kewajiban yang harus diterapkan,” ujar Andi Harun.

AH menekankan pentingnya peran Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk lebih aktif dalam memperjuangkan aspirasi pengusaha di tingkat nasional, bukan hanya fokus pada daerah.

Ia berharap Apindo dapat menyuarakan keberatan pengusaha kepada pemerintah pusat untuk mencarikan solusi yang lebih seimbang.

BACA JUGA :  Lantik Dewan Pengawas BPR, Andi Harun Harapkan Lahir Inovasi Pengembangan Bisnis

“Mereka (Apindo) harus lebih aktif memperjuangkan hal ini ke pusat bukan hanya membebani daerah. Pemerintah daerah sudah menjalankan kewajibannya sesuai instruksi pusat,” pungkasnya.