Berjiwa Besar, Andi Harun Sampaikan Permintaan Maaf Terkait Pasien Meninggal Karena Ditolak RS AW Syahranie

oleh
oleh
Foto : Istimewa

SAMARINDA.apakabar.co– Peristiwa memilukan ditengan kondisi pandemi Covid-19 kembali terjadi, pasien isolasi mandiri (isoman) meninggal dunia didalam mobil ambulans karena ditolak Rumah Sakit (RS) AW Syahranie, Senin (26/7/2021) pukul 02.00 dini hari.

Relawan Masjid At-Taufiq yang diminta warga untuk mengantarkan kerumah sakit karena pasien saat itu dalam kondisi yang kritis karena mengalami sesak nafas.

Saat didepan pintu masuk RSUD AWS, pihaknya langsung ditahan oleh pihak keamanan dengan alasan tidak ada stok oksigen. Selama 30 menit menunggu akhirnya pihak keamanan memperbolehkan pasien masuk ke UGD. Namun, ternyata perawat UGD juga tidak melakukan tindakan apapun dan menyatakan untuk koordinasi terdahulu kepada dokter. Sambil menunggu, relawan melihat kondisi pasien dan ternyata pasien telah meninggal dunia. Relawan meminta untuk diperiksa, namun sayangnya perawatpun tak memberikan tindakan apapun.

“Pas kita sampai di depan gerbang rumah sakit AWS, pasien ini ditolak sama sekuriti, tidak diizinkan masuk dengan alasan oksigen tidak ada, terbatas,” ungkap Hermansyah, salah satu relawan yang ikut mengevakuasi pasien tersebut.

BACA JUGA :  Tinjau Vaksinasi Massal, Andi Harun : Sesuai Arahan Presiden Maksimal 70 Persen

Kejadian itu mendapat respons dari Wali Kota Samarinda Andi Harun, ia dengan tegas menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat KotaTepian terkait kejadian itu. Dirinya menyesalkan sikap yang ditunjukan oleh pihak Rumah Sakit AW Syahranie, ia juga berharap agar tidak lagi terulang setelah ini.

“Saya meminta maaf pada masyarakat Kota Samarinda walaupun itu adalah rumah sakit Provinsi Kaltim tapi sebagai Wali Kota saya harus berjiwa besar untuk tetap meminta maaf lebih khusus lagi kita semua di jajaran Pemkot meminta maaf yang sebesar-besarnya pada keluarga pasien,” ucapnya, Senin (26/7/2021).

Dirinya mengakui jika laporan yang ia terima terlambat, ia baru mengatahui setelah berita tersebar di seluruh group-group relawan maupun media sosial.

Andi Harun berharappihak RS AW Syahranie bisa memberikan penjelasan kepada publik mengenai hal itu. Dirinya pun secara tegas meminta pada Dirut Moeis jangan sampai terjadi kejadian seperti ini. Karena RS IA Moeis adalah rumah sakit pemerintah Kota Samarinda.

BACA JUGA :  Terkait Dugaan Penyerobotan Lahan di Bengkuring, Pemkot Samarinda Akan Kumpulkan Bukti-Bukti dan Lakukan Sertifikasi

“Saya mewanti-wanti betul agar rumah sakit Moeis jangan sampai melakukan penolakan pada pasien kalau misalnya kamar penuh, tetap dilakukan perawatan walaupun katakanlah di selasar rumah sakit karena masyarakat belum tentu tau kalau rumah sakit penuh, satu yang paling utama adalah penanganan terlebih dahulu,” sebutnya.

AH kembali menegaskan jika dirinya menyampaikan kepada seluruh management rumah sakit yang ada di kota Samarinda untuk tidak menolak pasien dan berharap agar kejadian ini tidak terulang.

“Kami tau Pemkot Samarinda banyak tantangan, banyak masalah yang dihadapi termasuk rumah sakit dan dokter serta nakes tapi tetap saja kita tidak boleh mengabaikan hal-hal yang bersifat kemanusiaan,” tegasnya mengakhiri.