APAKABAR.CO-SAMARINDA. Keinginan besar warga bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) Pasar Segiri untuk mendapatkan hak yang sama sebagai masyarakat telah disampaikan dalam pertemuan antara pihak Pemkot dan perwakilan warga dengan DPRD Samarinda, Kamis (9/7/2020) digedung rapat Utama DPRD Samarinda.
Puluhan perwakilan warga yang tergabung didalam satu Forum Komunikasi Warga Pasar Segiri berkesempatan untuk menyampaikan kegelisahan hati mereka kepada unsur pimpinan DPRD Samarinda.
Nadirah salah satunya, memakai pita merah yang ikat dilengan sebelah kiri sebagai simbol jika dirinya adalah warga asli yang bermukim di Pasar Segiri sejak puluhan tahun yang lalu ia menceritakan singkat tentang mengapa dia dan warga lainnya memilih bermukim di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) yang ada di lingkungan pasar.
“Orang tua saya dulunya adalah seorang pedagang yang memang berjualan di pasar segiri, hingga saat ini saya pun kemudian melanjutkan pekerjaan orang tua saya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga,” katanya.
Wanita berusia 47 tahun tersebut pun mengakui jika ia tidak mempunyai pilihan lain selain menetap di bantaran SKM pasar segiri, kerasnya kehidupan dan mahalnya biaya kebutuhan hidup menjadi alasan dirinya beserta keluarganya puluhan tahun menetap di kawasan pasar segiri.
“Pekerjaan kami hanya berdagang, mendapatkan untung puluhan ribu saja saya sudah bersyukur karena bisa digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari. Bagaimana mungkin saya bisa menabung untuk membangun rumah. Saya tidak ada pilihan lain selain menetap di bangunan yang saya tempati sekarang bersama anak-anak saya,” ucapnya kepada Ketua DPRD Samarinda sembari mengusap air matanya.
Kemudian, Nadirah berdiri dan langsung menuju ke arah depan meja pimpinan rapat dan kemudian bersujud memohon agar pemerintah menunda pembongkaran dan membuat program relokasi bagi dirinya serta warga lain yang terdampak pembongkaran.
“Saya berdoa, memohon kepada Allah agar ada solusi yang didapat dibalik permasalahn ini, kalau perlu saya akan bersujud dihadapan bapak-bapak terhormat di depan saya agar bapak-bapak memberikan relokasi tempat untuk saya dan warga yang lain,” katanya.
Permohonan dirinya sangat sederhana, kalaupun ada pengganti uang pembongkaran namun ia menilai jika nilainya tentu tidak sebanding, karena menurutnya disaat sekarang kebutuhan untuk mencari tempat tinggal baru sangat mahal dari nilai yang diberikan Pemkot.
“Semoga bapak-bapak yang terhormat bisa mengerti apa yang kami rasakan sekarang, biaya hidup sekarang sangat mahal terutama biaya untuk mengontrak rumah. Kami tidak menolak, kami hanya ingin pemerintah memikirkan untuk menunda pembongkaran dan membuat program relokasi bagi kami warga Pasar Segiri,” pungkasnya dengan suara terbata-bata.